Uncategorized

[Satu Foto Sejuta Cerita] Kado Pelipur Lara

Setelah sekian puluh tahun hidup di dunia ini, tak terhitung hadiah yang pernah saya terima, dan dari yang tak terhitung itu tentu ada begitu banyak yang tak terlupakan. Untuk tantangan Satu Foto Sejuta Cerita minggu ini, izinkan saya memilih dua dari yang banyak itu untuk saya kisahkan.


Dua hari menjelang Natal 2017

Hati saya masih terbeban dengan kenangan sebuah pertengkaran beberapa minggu sebelumnya. Kalau dipikir lagi, semua kekacauan itu muncul hanya karena miskomunikasi. Sepele awalnya, tapi jadi masalah besar karena membawa-bawa nama komunitas.

Semua rencana yang telah disusun dengan manis sebelum kejadian, terpaksa dibatalkan, karena rasa manisnya sudah menguap diganti dengan kepahitan.

Meskipun masalah itu dianggap sudah selesai oleh komunitas tapi sebetulnya belum selesai buat saya. Saya masih menyimpan banyak rasa yang campur aduk dalam hati : marah, kecewa (kala itu bahkan saya bisa mengidentifikasi berbagai bentuk kekecewaan yang muncul), malu, dan lainnya. Namun yang paling parah adalah ketika saya mulai merasa bahwa diri saya sendirian dan tak bisa dipahami orang lain. Semua pikiran buruk itu menggelayuti saya sepanjang bulan Desember, berhasil menyisihkan rasa suka cita menjelang Natal.

Hingga malam itu, ketika saya pulang ke rumah dan menemukan sebuah paket. Isinya adalah sebuah rosario dari seorang adek ketemu gede saya di Bandung. Si adek bilang bahwa rosario itu adalah pemberian seniornya yang pulang dari Roma. Dia juga menulis pesan yang malam itu sukses bikin saya termewek-mewek.

Saat menciptakan “manusia”, Allah tidak pernah “copy paste”. Dia buat “setting” hidupmu indah. Dia pilih “minimize” kelemahanmu dan “maximize” kelebihanmu. “Insert” semua yang baik dalam hidupmu, “Delete” semua kesalahanmu, “Save” masa kini dan masa depanmu. Dia selalu membawamu “Next” tanpa “Back”. Dia sediakan “Help” untuk “Quit” dari semua masalahmu.

Ah.. ternyata saya lupa menekan tombol “Help”. Saya malah berkutat dengan masalah itu sendirian.

Ya..ya.. Si adek ini walaupun jauh lebih muda tapi dia selalu jauh lebih bijaksana dari saya.



27 September 2019

Jumat malam yang sibuk. Rencana-rencana disusun, keperluan-keperluan disiapkan. Dua hari lagi adik saya akan menikah di Jakarta dan ini adalah momen pernikahan pertama dalam keluarga kecil kami. Hingga banyak sekali hal yang perlu dipersiapkan dan tak jarang menguras emosi.

Terbayang betapa lelahnya kami selama dua hari ke depan. Buat saya sendiri, bukan lelah fisik saja yang terbayangkan, tapi juga lelah hati. Saya sudah stress duluan membayangkan berapa banyak orang yang akan bertanya, “Kamu kapan nyusul?”, atau “Kapan kawin?”, atau “Mana calonnya”. Belum lagi saya harus berakting jadi anak manis ketika hati kecil saya sebetulnya gusar dengan usia yang semakin bertambah.

Di tengah kekisruhan itu saya menyempatkan untuk membuka kado ulang tahun dari seorang sahabat. Dalam hati saya mengucap syukur atas kebaikan hatinya menyempatkan diri membelikan dan mengirim kado ini meskipun tengah sibuk di kantornya.

Proses unboxing kado itu berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri. Apalagi ketika ada tulisan “cosmetic” pada label ekspedisinya. Waduh.. 😅 Mentang-mentang saya gak suka dandan..

Sebuah box cantik menyambut saya, dan di dalam box itu ada sebuah kaleng bermotif berisi kosmetik.. hahaha.. Untung saja bukan liptik dan kawan-kawannya, tapi parfum, hand body, dan body soap. Wah.. sahabat saya ini paham banget bahwa benda-benda ini sangat berguna buat dibawa travelling.

Kala malam berganti pagi dan kesibukan rumah mereda, saya sendirian memandangi kado dari sahabat saya itu. Mendadak muncul sebuah ide untuk memasukkan lilin elektronik ke dalam kaleng itu. Hasilnya membuat saya girang, ternyata keren banget. Sahabat saya bilang memang wadah ini untuk lilin aromaterapi.

Memandangi nyala lampu itu sambil mendengarkan lagu membuat saya sedikit relaks. Dua hari menjelang “dilangkahi” akhirnya saya merasa bahwa saya nggak sendiri. Saya punya seorang sahabat yang perhatian, dan terutama saya punya Tuhan yang nggak akan membiarkan saya down sendirian.

Many things about tomorrow, I don’t seem to understand.

But I know who holds tomorrow and I know who holds my hand.


Posting ini sebagai tanggapan atas challenge yang kami, Cerita Riyanti, A Rhyme In My Heart, dan saya, ciptakan sebagai pengganti Weekly Photo Challenge dari WordPress, yang untuk tahun 2019 minggu ke-48 bertemakan Gift agar kami berdua terpacu untuk memposting artikel di blog masing-masing setiap minggu. Jika ada sahabat pembaca mau ikutan tantangan ini, kami berdua akan senang sekali…

2 thoughts on “[Satu Foto Sejuta Cerita] Kado Pelipur Lara”

  1. Aku suka satu phrase tulisanmu Na… “Allah tidak pernah copy paste”…
    Kayaknya kudu digaungkan kenceng nih ke orang2 yang pikirannya seragam, sama, setipe, yang gak bs liat perbedaan… 😊

Leave a comment