Satu Foto Sejuta Cerita

[Satu Foto Sejuta Cerita] Prangko Seorang Sahabat

Sebelumnya saya minta maaf karena lagi-lagi posting tentang prangko. πŸ˜…


Suatu hari di tahun 2001, dua anak perempuan tengah berdebat dengan sengit di meja paling depan pojok kelas I-2. Saat siswa yang lain beristirahat, mereka berdua malah sibuk sendiri di dalam kelas yang nyaris kosong.

Kedua siswi itu ternyata tengah meributkan tugas dari Mr. Darmanto, guru Bahasa Inggris mereka. Mr. Dar memberikan tugas untuk mengkampanyekan gerakan anti rokok. Bentuknya bebas : boleh memberikan presentasi, drama, atau apapun juga, yang penting semua harus disampaikan dalam Bahasa Inggris. Tugas itu harus dikerjakan berdua-dua sesuai tempat duduk.

Mereka berdua sepakat untuk memberikan presentasi namun masih belum sepakat mengenai media presentasinya. Salah satu dari kedua siswi itu akhirnya dengan rela menanggung tugas mereka. Ia bilang sudah punya ide untuk poster dan presentasinya. Sedangkan kawannya hanya perlu menghafal saja bagian yang harus ia presentasikan.


Siswi energik yang membuat poster dan teks itu adalah Rut Hanna Barail, sedangkan siswi pemalas itu adalah saya πŸ˜….

Saya dan Hanna sudah saling mengenal sejak TK di Mardi Yuana 2. Namun kami baru bersahabat saat masuk SMA Regina Pacis. Kami sekelas dan duduk sebangku karena tak ada kawan lain yang kami kenal, maklum kami berdua sama-sama pendiam. Siapa pernah menyangka dua gadis pendiam ini ternyata bisa menimbulkan keributan πŸ˜†.

Hanna betul-betul menjadi sahabat dan penjaga yang baik pada saat saya memasuki masa SMA yang penuh gonjang ganjing πŸ˜…. Karena Hanna saya bisa berjalan lurus sampai lulus. Hanna, gadis sederhana yang hatinya begitu kaya.


Beberapa minggu lalu, ketika saya menerima lungsuran album prangko, saya menemukan prangko ini.

Dan saya langsung teringat Hanna.

Gambar pada prangko itu adalah gambar yang sama dengan poster presentasi kami. Yang membedakan hanya warna latar belakangnya saja.

Saya teringat ketika pagi itu Hanna dengan semangat membuka sebuah gulungan karton. Sebatang rokok asli dilekatkan di bagian bawah, lalu ada gambar asap, tengkorak, dan paru-paru, yang dibuat dengan kapur dan cat akrilik. Hanna bilang itu semua karya kakeknya. Hanna hanya perlu menunjukkan salah satu koleksi prangkonya yang bertema “Bahaya Merokok” lalu kakeknya menyalin gambar itu di selembar karton hitam.

Ya. Prangko yang menjadi inspirasinya itu adalah prangko yang sama dengan yang ada di hadapan saya saat ini.

Prangko “Bahaya Merokok” itu diterbitkan tahun 1991, alias sepuluh tahun sebelum tugas presentasi kami. Tahun ini, delapan belas tahun setelah hari presentasi itu, untuk pertama kalinya saya melihat gambar asli dari prangko yang gambarnya dipakai oleh Hanna.


Kami berdua mendapat tepuk tangan dari Mr. Dar dan teman-teman sekelas. Mr. Dar memberikan apresiasinya atas poster keren buatan Hanna. Ia juga memuji isi presentasi kami. Mungkin itulah kali pertama kami merasa begitu percaya diri di kelas Bahasa Inggris.


Telah lebih dari enam belas tahun sejak kami lulus SMA, dan kami belum pernah berjumpa lagi. Hanna melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran UKI sedangkan saya tersesat ke Fakultas Teknik UI. Kami berjalan di jalan kami masing-masing, merelakan untuk berpisah demi menggapai apa yang jadi cita-cita kami.

Penemuan prangko itu membuat saya berupaya mencari Hanna. Yes, sosmednya hanya facebook dan itupun tak aktif. Sudah saya duga. Hanna pasti lebih menyukai duduk membaca buku daripada mengutak-atik handphonenya.

Mbah google memberi petunjuk bahwa kini ia menjadi dokter di sebuah rumah sakit misi di Serukam, Kalimantan Barat. Ini pun sebetulnya bukan hal yang aneh, mengingat kepribadian Hanna yang selalu fokus pada orang lain.

Sebuah kartu pos saya layangkan ke alamat rumah sakit itu. Semoga saja tiba dengan selamat di meja dr. Rut Hanna.


dr. Rut Hanna Barail, jika kamu membaca tulisan ini, ya.. tulisan ini memang tentang kamu. 😊


Posting ini sebagai tanggapan atas challenge yang kami, Cerita Riyanti, A Rhyme In My Heart, dan saya, ciptakan sebagai pengganti Weekly Photo Challenge dari WordPress, yang untuk tahun 2019 minggu ke-47 bertemakan Old Age agar kami berdua terpacu untuk memposting artikel di blog masing-masing setiap minggu. Jika ada sahabat pembaca mau ikutan tantangan ini, kami berdua akan senang sekali…

3 thoughts on “[Satu Foto Sejuta Cerita] Prangko Seorang Sahabat”

  1. Cerita yang sangat manis Na. Kebayang kalau kamu tahu nama rumahsakitnya, bisa ditelepon kan, lalu ada suara di ujung telepon… temen tk-mu, uh seru banget! Selagi masih ada waktu, Na… πŸ˜€ πŸ˜€

    1. Hehehe..aku udah telpon ke rumah sakitnya Mba.. nyambung ke bagian informasi. Tadinya mau nekad nyari Hanna, tapi akhirnya cuma nanya jadwal prakteknya aja deh πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Leave a comment