My Journey...

In Memoriam : Perjalanan dengan KA Kalimaya Merak-Tanah Abang

Catatan Celina :

update tanggal 15 Mei 2015.
Entah kenapa kini tak ada lagi jadwal KA Kalimaya untuk relasi Tanah Abang-Merak dan sebaliknya.
Relasi ini sekarang dilayni oleh KA KRAKATAU.

Tanah Abang-Merak : Krakatau 165
Pk. 22.30-02.07

Merak-Tanah Abang : Krakatau 166
09.15-12.13

Tarif : Rp. 30.000

===========================================================

Izinkan saya untuk berbagi cerita perjalanan dengan KA Kalimaya dari Merak menuju Tanah Abang sore ini, untuk melengkapi kisah banjir di Tol Jakarta Merak km. 58-59 (Ciujung) yang menimbulkan kepanikan bagi saya yang mau pulang ke Bogor,,
Dari kemarin sore (10 Jan 2013), saya dan rekan2 memutar otak bagaimana caranya pulang ke Tangerang, Jakarta, Bogor dan sekitarnya. Ada yang mengusulkan lewat jalan lama Serang-Jakarta, ada yang mengusulkan lewat Pontang – Banten Lama dan keluar di Mauk (Tangerang), ada juga yang mengusulkan lewat Rangkasbitung-Jasinga-Leuwiliang-Bogor, dan ada yang mengusulkan naik kereta dari stasiun Merak.
Banyak Info yang saya terima pagi ini dari beberapa situs berita dan dari twitter, dan semuanya bilang jalan lama Serang-Jakarta stuck, ga gerak. Bahkan ada yang dari jam 6 sore kemarin dari Jakarta mau ke Rangkas via Balaraja, masih stuck di jalan sampai pukul 6.30 pagi ini,,, wah, suram nih kayaknya, jangan2 saya bakal sampai Bogor besok siang… Udah gitu, dari peta juga terlihat bahwa jalur itu melewati sungai Ciujung juga,,, wah siapa yang mau jamin nih jalan bebas dari banjir,,,
Akhirnya saya memilih untuk naik kereta saja. Dengan alternatif kedua, kalau2 ga dapet kereta dari Merak, saya berniat untuk sambung menyambung lewat jalur Rangkas. Lewat rute Pontang? wah, nggak deh,,,, bener2 gak tau jalan, gak ada bayangan,,, alias : BLANK…

Sampai di pabrik, saya langsung minta izin pulang setengah hari. Dengan janji ke atasan, kalau banjirnya sudah surut, saya akan kerja full time sampai jam 5. Dengan info KA Kalimaya dan nomor telp. KAI dari teman2 di milis jalansutra, akhirnya saya menelepon PT KAI dan dapat info bahwa ada KA Kalimaya dari stasiun Merak jurusan Tanah Abang yang berangkat pukul 13.00. Jumlah seat yang tersedia masih 400 sekian-sekian(baru separuh kapsitas). Saya diinformasikan oleh mbak customer servicenya KAI untuk beli tiket langsung di stasiun Merak, dengan harga Rp. 30.000 karena masih promo (katanya sih nantinya akan naik ke Rp. 40.000). OK, info sudah terkumpul.

Saya juga bertanya pada teman2 yang mengetahui jalan menuju Rangkas, dari teman2 di milis jalansutra dan dari teman di pabrik, saya diberitahu bahwa angkutan ke Rangkasbitung ada di terminal Pakupatan Serang, bentuknya bus 3/4 bermerk RUDI. Tujuan akhirnya adalah di terminal Rangkas, dan dari terminal Rangkas, saya naik bus bermerk sama yang tujuannya ke Bogor. Masalahnya adalah, saya benar2 buta daerah Rangkas… Dan katanya… akan sulit mencari angkutan keluar kota Rangkas setelah jam 4… entah betul atau tidak… Terus, kalau nyasar di Rangkas, ga ada yang bisa ditanyain juga,,, wedeh,,,

Sepanjang pagi, saya mencari info kondisi jalan tol Merak. Sekitar pukul 10, ada berita dari detik.com, bahwa banjir sudah surut, kendaraan besar sudah mulai bisa lewat. Dan dari humas tol Marga Mandala Sakti ada informasi bahwa debit air sungai Ciujung sudah turun, dan diprediksi tol akan segera bisa dilewati…
Tapi,,, walaupun optimis banjirnya surut, kok saya malah merasa tertantang untuk naik KA dari Merak ke Tanah Abang, sebab setelah sekian lama kerja di daerah ini, sekalipun saya belum pernah mencicipi naik kereta api dari Merak/Cilegon ke arah Jakarta. Apalagi, KA Kalimaya dari Merak ini adalah KA express yang baru dioperasikan Januari tahun ini. Wah, kapan lagi nih mencicipi KA ini..

Akhirnya, saya pun pulang setengah hari… Untung atasan mengizinkan.. (tengkyu ya, Bos… ^^,)Jam 11.30 tenggo (pas bel pabrik bunyi, saya langsung ngacir), saya beranjak dari pabrik yang jaraknya sekitar 13 km dari Stasiun Merak (7 km dari PLTU Suralaya). Karena angkot susah, mengingat hari ini hari Jumat, akhirnya teman pabrik saya mencarikan tukang ojek. Saya takut juga kalau sampainya mepet2 nanti gak kebagian tiket. Untungnya ada yang bersedia mengojeki saya dari pabrik ke Merak. Sampai di Stasiun Merak sekitar pukul 12.00. Harus menyusur tepian rel di sisi jalan masuk pelabuhan Merak untuk bisa sampai ke stasiun. Yah, kira2 sepanjang 250 meter deh… Jalannya benar2 setapak, agak becek, dan ditemani banyak kambing yang merumput,,, hehehe,,,
Saya melihat loket mungil di jalur 2 (seberang kantor stasiun), dan sempat panik karena loket itu tutup. Untung di situ ada polsuska yang memberi tahu saya bahwa tiket KA express Kalimaya dijual di kantor utama Stasiun.

Ternyata loket mungil itu hanya menjual karcis KA Ekonomi Merak-Tanah Abang. Saya tanya ke petugas penjual tiket KA di kantor stasiun (yang ramah sekali,,,), apa beda KA ekonomi dan express, beliau menjelaskan KA ekonomi itu berhenti di setiap stasiun, berangkat dari Merak pk. 14.15 dan akan sampai di Tanah Abang sekitar pukul 19.00. KA express Kalimaya hanya berhenti di Cilegon, Serang, Rangkas, Tigaraksa dan Tanah Abang, sampai di Tanah Abang pk. 15.52.
Terus,,, ada lanjutannya lho,,, KA ekonomi ini berdesak2an… (konon bisa sampai ke atap….) dan saya pernah lihat di Elshinta TV, KA ini hemat listrik, alias walau sudah gelap, lampunya gak nyala… hehehe… o iya, kereta ini non AC, sedangkan yang express pakai AC,,, Ya sudahlah, akhirnya saya pilih KA express, supaya bisa cepat sampai Bogor,. Sempat bingung juga, kok mau beli tiket KA tapi diminta untuk nunjukin KTP… Oh ternyata tiketnya dikasih nama….(hehehe,,, ketahuan kan saya ndeso banget…). Tak lama setelah saya membeli tiket, loket ini tutup karena petugasnya mau Jumatan… untung aja,,,

KA ekonomi sudah stand by di stasiun Merak, sedangkan KA Kalimaya belum datang. Saya dan beberapa bapak2 karyawan yang lain duduk meleseh di lantai stasiun, karena kursi di peron amat limited edition. Para bapak itu cerita, pada tahun 2002, mereka sempat terjebak di jalanan selama 2 hari (berangkat dari Merak pukul 17.00, sampai di Ciujung pk, 01.00, sempat mengaso di rumah karyawan senasib di daerah Balaraja, dan baru sampai di Bekasi pukul 03.00 keesokan harinya….weleh..weleh..) karena tol Merak banjir di tempat yang sama (Ciujung). Makanya sekarang mereka pulang setengah hari untuk naik kereta yang pastinya bebas banjir. “Pokoknya dijamin jam 5 sore, kita sudah sampai di Jakarta deh,, temen2 yang lain sedang berjuang di tol, kita udah leha2 di rumah,,,”, kata seorang Bapak…

Menjelang pukul 13.00, diumumkan bahwa KA Kalimaya mengalami keterlambatan, dan saat itu posisinya masih di stasiun Karangantu.. Kami cuma bengong saja, karena gak ada bayangan dimana stasiun itu berada. Dari hasil browsing google, ternyata KarangAntu itu ada di dekat Banten Lama. Beberapa menit kemudian, diumumkan lagi, KA sudah di stasiun Tonjong Baru, nah kali ini kami hanya bisa tertawa bingung, karena betul2 gak tau posisi stasiun itu dimana…

Sekitar pukul 13.15 KA masuk stasiun Merak, dan berangkat lagi pk. 13.45. Sempat disoraki bapak2 itu, karena saya duduk di gerbong yang salah.. Harusnya saya di gerbong 4, seat 12A, saya duduk di gerbong 3, seat 12 A… hehehe,,, saya pikir, nomor tempat duduk itu hanya satu untuk seluruh rangkaian (kayak penomoran di bioskop atau pesawat)… hihihi.,, maklum biasanya naik KRL Jakarta Bogor yang gak pakai nomor, tapi siapa cepat dia dapat… hehehe… malu aku malu,,,,

Perjalanan ini benar2 sebuah pengalaman yang amat berkesan, saya sangat menikmati pemandangan Merak-Cilegon-Serang dari sudut yang berbeda, biasanya sudut pandangnya dari jalan raya, sedangkan hari ini saya melihat dari atas rel. Saya juga berkesempatan melihat sisi-sisi kota yang selama ini tak pernah terlihat dari jalan raya…

Yang paling berkesan adalah setelah lepas stasiun Serang menuju Rangkasbitung, pemandangannya WOW (sambil koprol,,,) Sawah, gunung, sungai, hutan, kerbau, kambing semua ada… terlihat sekali life is very simple here,, Ternyata masih ada banyak lahan hijau yang memanjakan mata. Masih ada pemandangan gunung yang tak tertutup bangunan. Masih banyak lahan persawahan yang bebas dari deretan perumahan.. Masih banyak anak-anak kecil yang melambaikan tangan saat melihat kereta, masih banyak orang yang mau mengabdikan hidupnya di sawah dan ladang untuk menghidupi perut kita, para warga kota…

Di kawasan itu juga, ada daerah yang sedang terendam banjir hampir 2/3 tinggi pohon bambu. bahkan dangau-dangau di sawah hanya terlihat puncak atapnya saja. Tapi rel KA : AMAN… inilah yang membuat saya salut pada sang perancang jalur ini. Jalur KA dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah, jadi kalau sawah, dan permukaan tanah terendam, jalur KA masih aman terkendali. ketika melalui sungai, jalur KA dibangun dengan ketinggian yang cukup jauh dari permukaan sungai, jadi kalaupun sungai meluap, jalur KA tidak terendam,,,, salut!! empat jempol deh buat yang merancang… Jadi penasaran, siapa ya yang merancang jalur ini? setelah googling, dapet deh artikel ini…

Ini sedikit kutipan sejarah jalur KA Jakarta-Rangkas-Serang-Merak, dari http://cycyh-encyh.blogspot.com/2012/04/sejarah-dan-pola-arsitektur-bangunan-ka.html :

Menjelang abad ke – 16 sungai sudah merupakan sarana transportasi utama di Banten. Pada waktu itu sungai merupakan jalur penghubung antara Banten Girang dengan Banten. Sarana transportasi ini kemudian berkembang sejalan dengan perkembangan kota Banten, yaitu dengan di buatnya kanal –kanal. Perkembangan ini pun mencapai puncaknya pada abad ke – 18.
Pembangunan jalan raya pun dilakukan atas perintah Daendels yang menghubungkan antara Kramatwatu -Banten -Serang , yang kemudian dijadikan sebagai jalan sekunder untuk jalan pos Anyer – panarukan. Disini kita bisa melihat bahwa fungsi sungai sebagai sarana transportasi telah diambil alih oleh jalan raya. Namun pada abad berikutnya yakni sekitar awal abad ke -20, transportasi melalui sungai sudah tidak berfungsi lagi. Kondisi jalan raya pun sudah tidak layak lagi untuk digunakan sehingga akhirnya banyak masyarakat yang lebih memilih atau menyukai jalur kereta api daripada jalan raya sebagai sarana transportasi. Hal ini pun mengingat sarana transportasi kereta api ini lebih bernilai ekonomis.
Menurut peta serrurier maka pada tanggal 20 desember tahun 1900 jalur perkeretaan ini pun mulai dibuka (satu jalur), jalur kereta api ini dapat menghubungkan antara Jakarta dengan Merak, dimulai dari Rangkasbitung, Serang, dan Cilegon. Pemerintah provinsi Banten pun telah menjadikan bangunan stasiun kereta api Serang ini menjadi Benda Cagar Budaya.
Adapun jalur peta kereta api ini yaitu dari jalan Serang – Anyer kidul sepanjang 27 kilometer.[2] Pembangunan jalur kereta api ini di maksudkan Belanda untuk meningkatkan ekspor hasil bumi dari daerah Banten yang dikenal sebagai gudang rempah – rempah. Seperti pisang, kelapa, pinang, kapuk, sirih, rotan, karet, emping dan merica.Perkembangan perkeretaapian di Bnaten yang semakin maju memungkinkan dibukanya hubungan lintas jawa – Sumatera antara Merak panjang.[3]

Saya lanjutin ceritanya yach…
Di stasiun Rangkasbitung, kereta yang awalnya kosong menjadi penuh… Deretan tempat duduk saya yang tadinya hanya diisi 3 orang sejak dari Stasiun Serang, sekarang penuh diisi 6 orang. Ada kejadian lucu setelah stasiun Rangkas ini, kok tiba-tiba banyak semut hitam naik ke celana saya ya? bahkan ada yang dengan hebatnya merayap sampai ke jendela KA. Rasanya tadi gak ada semut… Ternyata ibu yang duduk di depan saya membawa plastik kresek yang banyak semutnya dan ditaruh di lantai kereta.. entah apa isinya… Feeling saya bilang isinya rambutan, soalnya semut hitam seperti itu, banyak sekali nangkring di pohon rambutan depan rumah saya. Wah, lama-lama semutnya makin mengganggu. tapi daripada mikirin semut, saya memilih untuk menikmati pemandangan saja lah, sambil sekali2 mengibas-ngibas kaki pas terasa ada yang merayap… duh, emang saya manis banget ya? sampai disemutin begini?
Eh, iya, disini juga saya baru sadar ternyata kita bisa pesan minuman dan makanan di atas kereta (walaupun terbatas pada pop mie, pulpy, aqua,,, ups,,, maaf nyebutin merk…)

Di sekitar stasiun Tenjo, sedang ada pembangunan rel baru, wah sepertinya jalur ini mau dijadikan dua arah, namun entah sampai batas mana.
Pemandangan desa yang bersawah-sawah digantikan dengan pemandangan rumah padat penduduk ketika menjelang stasiun Cisauk, Tangerang Selatan. Dan berubah menjadi pemandangan kota besar setelah lewat Stasiun Serpong. Mata saya yang biasanya hobby merem kalau di atas kendaraan, kali ini melek terus karena pemandangannya begitu menggoda…

Menjelang stasiun Jurangmangu, ada bunyi “DUK, cukup kencang, ternyata kaca jendela di seberang kursi saya dilempar batu sampai retak, Untung saja kacanya tipe tempered glass, jadi pecahannya gak terbang kemana-mana. Duh, hare gene,,, masih ada aja ya, yang norak banget ngelempar2 kereta…. mending main kasti aja deh kalo mau lempar2an…

Pemandangan semakin “kota” saat masuk ke Jakarta. Benar-benar kontras dengan sawah dan gunung yang saya lihat beberapa jam sebelumnya… Pukul 16. 36, KA Kalimaya tiba dengan selamat di stasiun Tanah Abang, Wah, disini sempat kisruh antara penumpang yang mau turun dari KA dengan penumpang yang mau naik KA Kalimaya, juga antara penumpang yang mau naik ke atas stasiun (untuk keluar dan beli tiket jurusan lain), dan penumpang yang turun dari stasiun (untuk ke arah peron)
Wah, sampai dorong2an kayak rebutan sembako.. Ternyata kepadatan ini adalah imbas dari banjir tol Merak, konon katanya,, di hari2 biasanya gak sepadat ini.
Tak lama setelah tiba, tepatnya pk. 16.50, KA Kalimaya berangkat kembali menuju Merak (telat sekitar 15 menit,,,). Jadi sepertinya hanya satu rangkaian kereta yang beroperasi sepanjang hari, Dari Merak 05.30, tiba Tanah Abang pk. 08.22, berangkat lagi dari Tanah. Abang pk. 09.35, tiba di Merak 12.26, berangkat lagi pk. 13.00. Tiba di Tanah Abang pk. 15.52, berangkat lagi pukul 16.35. Waw,,, capek juga ya, jadi KA Kalimaya…

Sebetulnya KA ini kondisinya bersih, dan gak ada pedagang asongan di atas kereta, cuma kadang perilaku penumpangnya yang ga sadar dengan kebersihan. Menjelang masuk kota Jakarta, ada petugas yang membawa kantong sampah untuk mengangkati sampah2 penumpang. Tapi tetep aja ada sampah yang berserakan di lantai, dan nyempil di sela-sela kursi. Duh, sayang banget ya, kereta yang bersih dikotori dengan perilaku kurang bertanggung jawab.
Trus, enaknya KA ini adalah gak ada penumpang yang berdiri, karena jumlah penumpang disesuaikan dengan jumlah seat yang tersedia. ACnya juga lumayan dingin. Dan betul2 hanya berhenti di stasiun2 yang seharusnya, nggak nurunin penumpang di pinggir jalan, seperti yang selama ini diberitakan.
O iya, saat saya bilang ke teman2 di pabrik bahwa saya akan pulang naik KA Kalimaya, beberapa dari mereka bilang : “wah, pasti kamu naik keretanya sama bebek dan ayam deh,,,”, ternyata, gak ada bebek, gak ada ayam, yang ada hanya aroma durian, dan rambutan. Nah, bener kan, ibu yang di depan saya bawa rambutan,,, buktinya pas kereseknya diangkat, kelihatan deh buah berambut itu di dasar kereseknya… pantes aja saya disemutin…

Dari Tanah Abang, saya naik KA commuter line tujuan Bogor, dan untunglah, saya dapat duduk di gerbong khusus wanita. Agak sedih sih karena tiket KA Kalimaya diambil petugas peron, dan disobek2,,, padahal itu kan satu2nya bukti saya udah pernah naik KA Kalimaya, dan bisa buat jadi bahan cerita ke anak cucu (jiah.,,,,), saya mau minta ke petugasnya, tapi malu,,, 10 tahun lalu, mungkin saya berani minta tuh tiket, tapi sekarang sih saya mikir2 dulu deh, apalagi pakai seragam pabrik… wuih, daripada dicela2 dan diketawin petugasnya, mending saya relakan aja deh tuh tiket disobek2…huhuhu…

O iya, Info terakhir dari teman saya, jalan tol Merak (2 arah) sudah bisa dilewati kendaraan kecil kecuali sedan, tapi tadi jam 19.00, kondisinya macet…
Saya tiba-tiba berangan-angan, andaikan ada pemberangkatan KA Kalimaya pukul 18.00 dari Merak, dan andaikan KA ini bisa tiba di Merak sekitar pk. 07.00, dan andaikan jadwalnya bisa diandalkan (baca : ON TIME selalu), Enak nih, para perantau dari ibukota dan sekitarnya bisa memanfaatkan KA ini untuk pulang dari dan ke Merak-Cilegon dan sekitarnya…

Mau mencoba KA Kalimaya? Monggo…

Ini saya lampirkan kutipan berita dari bantenraya.com tentang KA Kalimaya :

http://bantenraya.com/metropolis/433-kereta-api-kalimaya-beroperasi-hingga-merak
MERAK – Kereta Api (KAI) Kalimaya akhirnya beroperasi hingga ke Merak. Sebelumnya, kereta non subsidi ekonomi dengan fasilitas air condisioner (AC) itu hanya melayani rute Tanah Abang-Serang saja, namun mulai Januari 2013 dapat melayani hingga ke Stasiun Merak, setelah sebelumnya berhenti di Stasiun Tigaraksa, Rangkasbitung dan Serang.

Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi I Jakarta Mateta Rijalulhaq mengatakan, PT KAI akan terus mengembangkan pelayanan, termasuk mengembangkan KAI Kalimaya hingga ke Perlintasan Kota Cilegon, tepatnya Stasiun Merak. “Kami akan terus meningkatkan pelayanan operasi. Bila sebelumnya KA Kalimaya hanya beroperasi sampai Serang, namun kini hingga ke Stasiun Merak,” kata Mateta kepada Banten Raya, Jumat (4/1).

Menurut Mateta, pengembangan operasi itu dilakukan guna meningkatkan sarana dan prasana angkutan masal di Banten. Terkait hal itu, pihaknya sudah mempunyai kerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, agar di Banten memiliki angkutan kereta yang berkelas. Itu dilakukan agar para penumpang juga nyaman dalam menempuh perjalanan. “Peminat kereta di Banten dan Cilegon khususnya, juga masih terbilang banyak. Sebab itu kami siap mengoperasikan KA Kalimaya ke Cilegon hingga Stasiun Merak,” terangnya.

Mateta menjelaskan, KA Kalimaya merupakan KA yang mempunyai fasilitas pendukung, seperti ruangan AC dan fasilitas pendukung lainnya. Selain itu waktu tempuh KA Kalimaya juga lebih cepat bila dibandingkan dengan KA biasanya. “Tentunya harga yang diberikan lebih mahal, karena KA Kalimaya tidak disubsidi,” jelasnya.

Lebih lanjut, masih kata Mateta, jumlah kereta dalam satu rangkaian terdapat sebanyak 8 gerbong, dengan kapasitas 848 tempat duduk. “Jumlah itu, kami nilai cukup untuk menampung penumpang untuk rute Merak-Jakarta,” ujarnya.

Sementara itu, Staf Humas Daops I Asmat mengatakan, untuk rute KA Kalimaya tidak akan mengganggu jalur dan jadwal KA Stasiun Merak. “Tidak akan mengganggu jadwal KA lainnya,” katanya. Berdasarkan data, jadwal keberangkatan KA Kalimaya adalah KA 5389 berangkat dari Merak jam 05.30 WIB tiba di Tanah Abang jam 08.22 WIB, KA 5390 berangkat dari Tanah Abang jam 09.35 WIB tiba di Merak jam 12.26 WIB, KA 5391 berangkat dari Merak jam 13.00 WIB tiba di Tanah Abang jam 15.52 WIB dan KA 5392 berangkat dari Tanah Abang jam 16.35 WIB tiba di Merak jam 19.16 WIB. (darjat)

Nah, ini jadwal di setiap stasiunnya :
(diambil dari http://id.scribd.com/doc/118815607/KA-Kalimaya)

KA Kalimaya Mulai 1 Januari 2013 Diperpanjang Relasi PerjalanannyaYaitu Tanahabang-Tigaraksa-Rangkasbitung-Serang-Merak PP.
Harga Tiket:
Tanahabang – Tigaraksa = Rp. 20.000
Tanahabang – Rangkasbitung = Rp. 20.000
Tanahabang – Serang = Rp. 20.000
Tanahabang – Merak = Rp. 30.000

Jadwal Keberangkatan:
Kalimaya Pagi
Relasi: Merak – Tanahabang
Merak : 05.30
Serang : 06.10
Rangkas Bitung : 06.47
Tiga Raksa : 07.21
Tanah Abang : 08.22

Kalimaya Pagi
Relasi: Tanahabang – Merak
Tanah Abang : 09.35
Tiga Raksa : 10.37
Rangkas Bitung : 11.08
Serang : 11.45
Merak : 12.25

Kalimaya Siang
Relasi: Merak – Tanahabang
Merak : 13.00
Serang : 13.45
Rangkas Bitung : 14.26
Tiga Raksa : 14.55
Tanah Abang : 15.55

Kalimaya Sore
Relasi: Tanahabang – Merak
Tanah Abang : 16.25
Tiga Raksa : 17.27
Rangkas Bitung : 17.58
Serang : 18.35
Merak : 19.15

24 thoughts on “In Memoriam : Perjalanan dengan KA Kalimaya Merak-Tanah Abang”

  1. Bagus banget ceritanya! Dan lucu juga. Bentar lagi mau nyepur Kalimaya juga, lumayan tulisan ini untuk pembekalan 😀 Salam kenal yaaa dari sesama pecinta kereta 🙂

    1. Salam kenal juga dan terima kasih banyak ya… o iya, kala di hari biasa, katanya penumpangnya sepi, paling satu gerbong hanya 5-10 orang slaja.. selamat menikmati dan hati2 di jalan yaa…. ^0^

  2. Tulisannya sangat menarik. Apakah ini Lina_achien yang di Kompasiana? Kalau iya, saya berharap bisa menjadi teman. Kalau bukan, saya mengajak Anda menulis di Kompasiana. Salam Hormat.

  3. dari dulu kalo lewat merak selalu liat gerbong di sebelah pelabuhan dan ada tulsan “Kereta Api menuju Jakarta”. tapi stlh dkonfirm, keretany gak beroperasi.
    baru2 ini denger kabar kalo sdh beroperasi lgi. mndengar kisah anda, sya jdi ingin mencoba & ini mmg keinginan sjak lama 😛

    1. sip, Mas… tapi info terakhir yang saya dapat, jadwal keberangkatan KA Kalimaya dari Merak dan Tanah Abang hanya masing2 satu kali sehari… Mungkin info ini maaih perlu dikonfirmasi lagi…

  4. assalamualaikum,,,
    saya mau tanya info apakah ada keberangkatan dari bogor ke merak untuk tanggal 16 Mei 2015

  5. kira”untuk besok 16mei keberangkatan pertama jam brp yaa dr bogor? dan biasanya memakan waktu brp lama perjalanan?

    1. kereta bogor tanah abang ada sekitar setengah jam sekali… pemberangkatan pertama jam 4.14. kalau dr tanah abang ke merak hanya ada satu kali perjalanan yaitu 22.30-02.07.

  6. Allhmdulilah….akhirnya sy dpt infonjuga tentang KA kalimaya, hri minggu tgl 7 juni 15
    Ada rencana mau pulng, msih sama gak yah jwdlnya?, ma kasih atas cerita bener² sngt
    Membantu, soalnya posisi sy sm kaya mba lina bener² blanx…he he he….

Leave a comment